Reformasi bangsa yang terjadi secara instan, yang disebabkan adanya tuntutan akan adanya perubahan menuju era yang lebih demokratis, menyebabkan perubahan tersebut tidak melalui proses yang terencana secara matang, tertata dan benar. Perjalanan reformasi tanpa konsep tersebut, tentunya membawa dampak yang sangat luas dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Reformasi ini membawa pada suatu keadaan dimana masing-masing komponen bangsa ini berupaya mencari bentuknya masing-masing,serta lebih menonjolkan egoisme demi kepentingan individu/kelompok/golongan dan tidak berpikir serta berbuat agar bangsa ini segera keluar dari krisis. Akhirnya yang ada pada benak mereka adalah apapun yang berkaitan dengan masa lalu itu salah dan harus dirubah. Diubah menjadi sesuatu yang baru, padahal tidak semua hal dimasa lalu itu buruk.
Gugatan-gugatan yang cenderung menghujat, memojokkan serta melecehkan TNI antara lain tuntutan penghapusan Dwi Fungsi, pembubaran Kowil, penghapusan Fraksi TNI di DPR dan DPRD , serta tuduhan tentang adanya pelanggaran HAM berat yang dilakukan TNI semasa pemerintahan Orde Baru maupun pada saat Reformasi menciptakan suatu kesan bahwa “citra TNI dimata masyarakat benar - benar terpuruk”. Kerenggangan hubungan antara TNI dengan rakyat tentunya tidak bisa dibiarkan berlangsung terus menerus, karena hal ini akan sangat mempengaruhi pada keberhasilan tugas-tugas negara yang dibebankan kepada prajurit TNI. Pengalaman sejarah bangsa kita telah membuktikan bahwa Kemanunggalan TNI-Rakyat merupakan modal dasar yang sangat ampuh dalam merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Hal ini membuktikan bahwa tanpa adanya kemanunggalan antara TNI-Rakyat, maka segala tugas-tugas yang dibebankan oleh negara kepada TNI tentunya tidak akan berhasil. Oleh karena itu, kerenggangan hubungan yang terjadi antara TNI dengan Rakyat akibat pengaruh dari peran TNI pada era Orde Baru perlu direkatkan kembali.
Mencermati adanya indikasi kondisi kerenggangan hubungan TNI-Rakyat yang ditandai dengan adanya beberapa kelompok masyarakat yang mulai mempermasalahkan tentang keberadaan Koter, hal ini nantinya akan bermuara pada kelemahan Ketahanan Nasional yang berakibat Disintegrasi bangsa, dan diakhiri dengan hancurnya NKRI, maka TNI, khususnya TNI-AD dengan Komando Kewilayahannya sebagai salah satu komponen bangsa yang masih tetap konsisten terhadap keutuhan NKRI, harus tetap tampil memainkan peran melalui langkah-langkah konstruktif yang langsung mengena pada permasalahan aktual yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Mewadahi kebutuhan tersebut, maka penyusunan tulisan “Optimalisasi Peran Kowil Dalam Rangka Mewujudkan Kemanunggalan TNI-Rakyat” sangat relevan dan dirasa penting guna dijadikan acuan untuk mewujudkan kembali Kemanunggalan TNI-Rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar