Sabtu, 01 Oktober 2011

Pancasila Mampu Redam Radikalisme

Bersamaan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila hari ini, nilai-nilai yang terkandung dalam dasar negara Indonesia ini diharapkan mampu meredam tumbuhnya radikalisme yang berbasis keagamaan di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, radikalisme hingga saat ini kerap diekspresikan dalam wujud kekerasan dan pengeboman yang sejatinya tidak bisa ditoleransi. Seperti terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh, Solo, Minggu 25 September lalu.

Menurut Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa MPR M Lukman Edy, pemahaman terhadap Pancasila secara utuh dan benar membuat warga negara akan taat kepada Tuhan dan menjadi warga negara yang mempunyai semangat kemanusiaan dan persatuan.

Menurut Lukman Edy, Pancasila menyediakan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang merupakan nilai universal yang digali dari tradisi dan agama-agama di Indonesia oleh para para pendiri republik ini.

Radikalisme yang berujung pada kekerasan tidak hanya tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, tapi juga bertentangan dengan nilai-nilai ketuhanan semua agama.

“Kalau masih ada kelompok yang menolak Pancasila sebagai dasar negara, mereka tidak mengerti sejarah lahirnya Pancasila dan negara Indonesia,” kata Lukman Edy dalam keterangan pers yang diterima okezone, Sabtu (1/10/2011).

Sebaliknya, lanjut mantan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal ini, jika ada sebagian warga negara menolak Pancasila dan kurang memahami Pancasila dengan benar, maka dia akan menjadi warga yang tidak menghargai orang lain, arogan, dan merusak kedamaian hidup masyarakat.

Karena itu, memahami dan mempraktekkan nilai-nilai Pancasila menjadi penting untuk membendung radikalisme yang kini menyasar generasi muda. “Kita harus selamatkan generasi muda dari pengaruh radikalisme. Jalannya ya menanamkan nilai-nilai Pancasila secara terus menerus, mendalam dan sesuai dengan zaman,” ujarnya.

Khusus untuk kalangan pejabat negara, Lukman Edy mengajak untuk mempraktekkan nilai-nilai Pancasila dalam menetapkan kebijakan publik dan kehidupan sehari-hari. Sebab, menurut dia, rakyat sangat berharap nilai-nilai Pancasila diimplementasikan oleh aparat pemerintah dalam kebijakan dan praktek melayani masyarakat.

“Jika nilai-nilai Pancasila tidak diimplementasikan, lima atau sepuluh tahun lagi masyarakat akan makin apatis dan itu berbahaya bagi kehidupan negara kita. Apatisme masyarakat itu menjadi ancaman dan bom waktu yang membahayakan negara” tutupnya. 


take from : okezonenews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar